Say No To procrastination
“bagi
sejumlah orang ada satu hal yang masih bisa menggagalkan keberhasilan studi
mereka, yaitu adanya kebiasaan menunda-nunda melakukan tugas,
atau lebih tepatnya menghindari
menyelesaikan tugas, yang disebut “prokrastinasi”
– procrastination”
Secara
etimology, kata procrastination berasal dari bahasa latin, yakni dari
kata kerja “procrastinare”, kombinasi dari kata “pro” yang bermatra
‘menuju gerak’ dengan kata “crastinus” yang berarti ‘milik hari esok’.
Menurut ferrari (ferrari et al., 1995:4) kata ini mempunyai sejarah yang
panjang, jauh ke jaman mesir kuno. Kata ini dipakai dalam denotasi positif
yaitu “...the useful habit of avoiding unnecessary work and impulsive
effort...”. Artinya, penundaan melakukan suatu tindakan dalam kerangka arif
bijaksana-wise, perlu memikirkan terlebih dahulu agar tidak secara impulsive
melakukan sesuatu. Hal ini juga dipergunakan oleh tentara roma dalam ragka
kehati-hatian meghadapi musuhnya, agar tidak terjebak dalam pertempuran konyol.
Namun di sisi lain, pengertian kata tersebut mempunyai konotasi negative, yaitu
penunda karena kemalasan-“...the harmful habits of laziness in completing a
task necessary for subsistence...”.
Dalam
era modern, pengertian prokrastinasi lebih dipergunakan dalam denotasi
penundaan yang negatif. Sebagaimana dikemukakan oleh milgram (1991), pengertian
prokrastinasi megandung beberapa unsur berikut:
1)
serangkaian perilaku menunda-nunda;
2)
berakibat rendahnya mutu produk perilaku tersebut;
3)
menyangkut tugas yang oleh procrastinator dianggap penting untuk dilakukan dan
4)
berakhir pada keadaan emosional yang tidak karuan.
Dengan
pengertian ini, prokrastinasi bukanlah perilaku kemalasan yang sederhana. Prokrastinasi
adalah perilaku kompleks yang merupakan gangguan emosional pada individu
tersebut. Hal ini bisa berakibat fatal karena kebiasaan ini dapat membuat orang
tersebut tidak berhasil dalam hidupnya.
langkah-langkah penanganan prokrastinasi
1. Telaah
sikap diri terhadap tugas
Untuk dapat mengatasi persoalan prokrastinasi,
terlebih dahulu anda perlu memahami persoalan itu sendiri. Artinya diperlukan
analisis atas situasi dan kondisi anda pada saat tugas tidak terselesaikan
dengan baik. Cobalah untuk diam sejenak, lalu telaah dan cobalah berdialog
dengan diri sendiri tentang tugas yang sedang dihadapi. Telusuri sikap diri
secara jujur terhadap tugas tersebut. Perlu dilihat apakah tugas tersebut
memang merupakan tugas anda dan anda bertanggung jawab untuk melakukanya. Bila
demikian halnya, maka silakan lanjut pada langkah kedua. Sebaliknya bila anda
tidak atau belum bisa melihat bahwa tugas itu adalah tugas anda dan ada
kemarahan atau emosi menggaggu lainnya di dalam hati, maka selesaikanlah
terlebih dahulu masalah emosi anda.
Perlu ditelaah
apakah tidak selesainya tugas tersebut disebabkan oleh manajemen waktu yang
tidak bagus. Bila ternyata anda sudah paham bagaimana manajemen waktu yang
baik, tetapi anda tidak melakukannya, mungkin anda punya persoalan yang lebih
serius. Mungkin saja salah satu aspek itu berada di bawah ini:
ü Tidak
melihat relevansinya dengan diri. Bila suatu tugas anda
anggap tidak relevan, maka akan sulit bagi anda untuk termotivasi memulai
mengerjakannya
ü Tugas
dianggap sebagai tujuan orang lain dan bukan tujuan anda.
Apabila suatu tugas dipaksakan kepada anda dan anda tidak tertarik dan tidak
melihat manfaatnya bagi tujuan anda, maka anda akan terhambat untuk menyediakan
waktu untuk mengerjakannya.
ü Perfeksionisme.
Anda memiliki standar yang terlalu tinggi, sehingga tak ter jangkau. Anda
menjadi terhambat, tidak terdorong untuk mengerjakannya. Perlu anda catat bahwa
kesempurnaan tidak pernah dapat dicapai.
ü Kecemasan
dievaluasi. Ada orang-orang yang tidak siap untuk di
evaluasi, sehingga timbul kecemasan jangan jangan saya akan dinilai jelek,
takut salah, dst; sehingga akhirnya tidak bisa bekerja jadi tidak bisa
menyelesaikan pekerjaan tersebut.
ü Ambiguity
– keraguan. Apabila anda tidak jelas tentang apa yang
diharapkan dari anda, boleh jadi anda kesulitan untuk memulai pekerjaan. Takut
akan hal baru yang tidak diketahui, akan menghambat semangat anda untuk
mulai bekerja.
ü Ketidak
mampuan menangani tugas tersebut. Apabila anda kurang
memiliki pengetahuan atau keterampilan yang diperlukan untuk mengerjakan tugas
tsb. Atau mungkin penghayatan anda tidak cukup memadai untuk dapat
menyelesaikan tugas tersebut. Boleh jadi anda akan sama sekali menghindarinya,
tidak mengerjakannya.
Setelah tahu
penyebab prokrastinasi di diri anda, selesaikanlah persoalan di diri anda. Bila
perlu bicarakan dengan orang yang relevan, dengan teman, dengan dosen atau pa
anda.
2.
Penyelarasan diri dengan tugas
Apabila
anda menghadapi tugas yang membutuhkan kurun waktu yang panjang, bagilah tugas
tersebut ke dalam bagian-bagian (segmen) yang pendek dan manageable. Biasanya,
tugas pendek tidak menimbulkan prokrastinasi. Jadi apabila anda membagi tugas
kompleks dan butuh waktu lama menjadi beberapa bagian pendek, sehingga setiap
segmen bisa dkerja kan atau diselesaikan setiap hari/minggu/bulan; sedemikian
rupa sehingga tugas tsb secara keseluruhan dapat diselesakan paling lambat pada
tgl …….{tentukan tgl ini beberapa hari sebelum batas waktu (dead line)}.
Contoh
/illustrasi :
# tugas membaca text,
o
Rencanakanlah membaca sejumlah halaman
setiap waktu tertentu, setiap harinya/setiap minggunya sehingga seluruhnya
dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah kita tentukan.
o
Buat penjadwalan, siapkan bahannya (bila
perlu fotocopy supaya bisa dipilah per-porsinya)
o
Kerjakan
# tugas
membuat paper/project,
· Pilah
tugas membuat paper berdasarkan proses pembuatannya
·
Tentukan estimasi kurun waktu yang
dibutuhkan untuk setiap langkah dari proses tersebut.
· Buat
penjadwalan, tentukan waktu spesifik untuk mengerjakannya setiap
hari/minggunya, kemudian hitung mundur (‘backward’) dari beberapa hari
sebelum ‘dead line’
· Kerjakan
3. hindari perasaan terbeban (overwhelmed)
hindari
perasaan terbebani (over-whelmed), dengan cara memecah tugas besar atau
tugas sulit menjadi bagian/komponen yang lebih kecil, sehingga ‘manageable’.
Kemudian pusatkan perhatian anda hanya pada satu bagian saja yakni satu
bagian yang sedang anda kerjakan.
4. hindarkan diri dari ‘perfectionism’
Jangan biarkan kebiasaan ‘perfectionism’ membuat
anda tidak berdaya. Sebagai orang yang sedang belajar (mahasiswa, dosen,
siapapun) anda tidak diharapkan menunjukkan keahlian / kepakaran. Lakukan
yang terbaik yang mampu anda lakukan ( do the best you can ), kemudian
mintalah umpan balik–feed-back (berbeda dari
evaluasi/penilaian), dan sedapat mungkin menyesuaikan dengan masukkan umpan
balik tersebut. Sebagai catatan perlu anda pahami bahwa dosen yang baik akan
memperhatikan upaya serius dan perbaikan yang semakin nampak, bukan
kesempurnaan.
5. Hal-hal
penting yang harus diperhatikan
Hal-hal penting yang harus diperhatikan agar anda bisa segera
mulai mengerjakan tugas dan menjaga tetap mengerjakan tugas tersebut sehingga
selesai pada waktu yang anda tetapkan adalah:
· Tetapkan
sasaran tertentu (spesifik) untuk diselesaikan dalam setiap kurun
waktu belajar
· Pusatkan
perhatian hanya pada satu langkah setiap kali.
· Optimalkan
effisiensi anda, dengan cara mengendalikan segala sesuatu
yang dapat mengganggu anda
· Jangan
tunggu sampai anda merasa mau memulai melakukannya, tetapi lakukanlah saja
sejumlah kecil tugas tersebut (sebagai warming up), nanti anda bisa
lihat anda akan menjadi terpacu untuk lanjut bekerja.
· Perhatikan
baik-baik, untuk tidak mengijinkan ‘dalih’/ ‘excuses’ apapun
untuk tidak memulai ataupun berhenti bekerja
6. Monitoring
pola perilaku anda secara sadar
anda
perlu memonitor kegiatan anda sehari-hari. Catat kemajuan kerja/study anda
dengan cara memberi check-mark di daftar porsi pekerjaan anda atau pada
jadwal anda, pada butir porsi yang baru saja anda selesaikan. Nikmati rasa puas
yang muncul di diri anda karena telah menyelesaikan apa yang anda canangkan. ‘selamat’
-congratulation.
7. Beri apresiasi kepada diri jangan
lupa beri diri anda imbalan/reward karena sudah menyelesaikan tugas. Hal ini
bisa dengan jalan-jalan, nonton tv, makan sesuatu yang anda sukai, baca novel
yang tadinya amat menggoda, bahkan istrahat-tidur, atau apa saja yang dapat
menyenangkan hati anda
8. Kembangkan respek diri
Ini adalah langkah
terakhir, dan yang perlu dilakukan terus menerus, adalah menjaga dan merawat
respek diri agar tidak terperangkap ke masa lalu maupun masa depan. Selalu bisa
mensyukuri setiap saat kini dan di kehidupan ini. Dengan demikian kita
bisa terhindar dari prokrastinasi dan bisa menjalani hidup lebih bertanggung
jawab dan berdaya guna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar